DAFTAR ISI
Daftar isi ……………………………………………………………………………1
BAB I
(PENDAHULUAN)
A. Latar
belakang …………………………………………………………....…………2
B. Rumusan
masalah ……………………………………………………………...…...2
C. Tujuan
penelitian ……………………………………………...……………………2
D. Mamfaat
penelitian …………………………………………...…………………….3
BAB
II (
TINJAUAN PUSTAKA)
A. Pengertian
durian …………………………………………………....……….4
B. Nama-nama
lokal durian
…………………………………………………...…4
C. Botani ………………………………………………………….........................4
D. Keanekaragaman
……………………………………………....……………...6
E.
Budidaya dan perbanyakan
…………………………………………………..7
F.
Kegunaan ……………………………………………………………………..9
BAB III
(METODE PENELITIAN)
A.
Materi penelitian ………………………………………………………………........12
B.
Teknik pengumpulan data ……………………………………………………….…12
C.
Teknik Analisis dan Pengumpulan Data
BAB IV (HASIL
DAN PEMBAHASAN)
A. Hasil
………………………………………………………………………………..13
B. Pembahasan
………………………………………………………………………..13
BAB V ( SARAN DAN KESIMPULAN )
A . saran ……………………………………………………………………….14
C. kesimpulan
…………………………………………………………………………14
Daftar pustaka ……………………………………………………...………………15
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Buah
durian merupakan buah yang cukup terkenal banyak orang yang tergugah seleranya
kalau mendengar nama buah durian. Buah yang berbau harum dan memiliki rasa yang
khas ini sangat amat disenangi di kalangan masyarakat namun ada juga yang
kurang menyukainya.
Buah
yang memiliki nama latin durio zibethinus.
Ini banyak sekali mengandung vitamin B,C,E dan Zat Besi. Selain itu, daging
buah durian juga mengandung banyak sekali zat gizi dan diataranya :
Karbohidrat, lemak, protein, serat, kalsium ( Ca ), Fosfor ( P ), Asam Folat,
Magnesium ( Mg ), Potasium atau kalsium ( K ).
Di
Mamuju Utara, tepatnya di Desa Ako banyak penduduknya yang menanam pohon durian
dan menjadikannya sebagai penghasilan sampingan dengan menjualnya saat musim
durian dan hal itu cukup menguntungkan penduduk di desa Ako. Namun,
membludaknya hasil panen durian juga membuat banyaknya sisa buah durian yang
tidak terjual sehingga diperlukan upaya dan usaha penduduk Desa Ako untuk dapat
mengolah sisa hasil panen buah durian tersebut agar dapat menghasilkan
keuntungan yang baru serta menunjang perekonomian di Desa Ako. Dan salah satu
upaya masyarakat Ako adalah dengan mengolah buah durian menjadi dampo durian.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa
penduduk Desa Ako memilih dampo durian sebagai upaya untuk menunjang perekonomian
penduduk di Desa Ako ?
2. Bagaimana cara
mengolah durian menjadi dampo ?
C.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah guna mengetahui pengaruh pengolahan durian
menjadi dampo dalam menunjang perekonomian di Desa Ako.
D.
MANFAAT PENELITIAN
Setelah melakukan penelitian ini,
diharapkan para pembaca dapat :
a. Mengetahui
pengaruh pengolahan durian menjadi dampo dalam menunjang perekonomian di Desa
ako
b. Mengetahui
seberapa besar keuntungan yang diperoleh penduduk Desa Ako dalam pengolahan
dampo
c. Mengetahui
bagaimana cara mengolah durian menjadi dampo
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN DURIAN
Durian adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari wilayah Asia Tenggara, sekaligus nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari ciri khas
kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai duri. Sebutan populernya adalah "raja dari segala buah" (King of
Fruit). Durian adalah buah yang kontroversial, meskipun banyak orang yang
menyukainya, namun sebagian yang lain malah muak dengan aromanya.
Sesungguhnya, tumbuhan dengan
nama durian bukanlah spesies tunggal tetapi sekelompok
tumbuhan dari marga Durio. Namun demikian, yang dimaksud dengan durian (tanpa imbuhan apa-apa)
biasanya adalah Durio zibethinus. Jenis-jenis durian lain yang dapat
dimakan dan kadangkala ditemukan di pasar tempatan di Asia Tenggara di antaranya adalah lai (D. kutejensis), kerantungan (D. oxleyanus), durian kura-kura atau kekura (D. graveolens), serta lahung (D. dulcis). Untuk selanjutnya, uraian di bawah ini mengacu kepada D.
zibethinus.
B.
NAMA-NAMA LOKAL DURIAN
Terdapat banyak nama lokal. Nama terbanyak ditemukan di Kalimantan, yang mengacu pada berbagai varietas dan spesies yang berbeda. Durian di
Jawa dikenal sebagai duren (bahasa Jawa, bahasa Betawi) dan kadu (bahasa Sunda). Di Sumatera dikenal sebagai durian
dan duren (bahasa Gayo). Di Sulawesi, orang Manado menyebutnya duriang,
sementara orang Toraja duliang. Di
Kota Ambon dan kepulauan Lease biasa disebut sebagai Doriang. Di Pulau Seram bagian timur disebut rulen.
C.
BOTANI
1. Penyebaran
Pusat keanekaragaman durian adalah Pulau Kalimantan. Daerah-daerah sekitarnya juga memilki beberapa
plasma nutfah durian, seperti Mindanao, Sumatera, dan Semenanjung Malaya
meskipun tidak semelimpah Kalimlantan. Meskipun demikian, pengekspor utama
durian adalah Thailand, yang mampu mengembangkan kultivar dengan mutu tinggi dan sistem budidaya yang baik. Tempat lain yang
membudidayakan durian dengan orientasi ekspor adalah Mindanao di Filipina, Queensland di Australia, Kamboja, Laos, Vietnam, India, dan Sri Lanka.
Di Filipina, pusat penghasil durian adalah di daerah
Davao di Pulau Mindanao. Festival Kadayawan merupakan
perayaan tahunan untuk durian di Davao City.
2.
Pemerian morfologi
Pohon tahunan, hijau abadi (pengguguran daun tidak
tergantung musim) tetapi ada saat tertentu untuk menumbuhkan daun-daun baru
(periode flushing atau peronaan) yang terjadi setelah masa berbuah
selesai. Tumbuh tinggi dapat mencapai ketinggian 25–50 m tergantung spesiesnya, pohon durian sering memiliki banir (akar papan). Pepagan (kulit batang) berwarna coklat kemerahan, mengelupas
tak beraturan. Tajuknya rindang dan renggang.
Daun berbentuk jorong hingga lanset, 10-15(-17) cm × 3-4,5(-12,5) cm; terletak berseling; bertangkai; berpangkal lancip atau
tumpul dan berujung lancip melandai; sisi atas berwarna hijau terang, sisi
bawah tertutup sisik-sisik berwarna perak atau keemasan dengan bulu-bulu bintang.
Bunga (juga buahnya) muncul langsung dari batang (cauliflorous) atau
cabang-cabang yang tua di bagian pangkal (proximal), berkelompok dalam karangan
berisi 3-10 kuntum berbentuk tukal atau malai rata. Kuncup bunganya membulat, sekitar 2
cm diameternya, bertangkai panjang. Kelopak bunga bentuk tabung sepanjang lk. 3
cm, daun kelopak tambahan terpecah menjadi 2-3 cuping berbentuk bundar telur.
Mahkota bentuk sudip, kira-kira 2× panjang kelopak,
berjumlah 5 helai, keputih-putihan. Benang sarinya banyak, terbagi ke dalam 5
berkas; kepala putiknya membentuk bongkol, dengan tangkai yang berbulu. Bunga muncul dari kuncup dorman, mekar pada sore hari dan bertahan hingga beberapa hari. Pada siang hari
bunga menutup. Bunga ini menyebarkan aroma wangi yang berasal dari kelenjar nektar di bagian pangkalnya untuk menarik perhatian kelelawar sebagai penyerbuk utamanya. Kajian di Malaysia pada tahun 1970-an
menunjukkan bahwa penyerbuk durian adalah kelelawar Eonycteris spelaea.
Penelitian tahun 1996 lebih jauh menunjukkan bahwa hewan lain, seperti burung
madu Nectariniidae dan lebah turut serta dalam penyerbukan tiga kerabat durian
lainnya.
Bunga durian, keluar langsung dari batang/cabang
secara berkelompok
Buah durian bertipe kapsul berbentuk bulat, bulat telur hingga lonjong, dengan panjang hingga 25 cm dan diameter hingga 20 cm. Kulit buahnya
tebal, permukaannya bersudut tajam ("berduri", karena itu disebut
"durian", walaupun ini bukan duri dalam pengertian botani), berwarna hijau kekuning-kuningan, kecoklatan,
hingga keabu-abuan.
Buah berkembang setelah pembuahan dan memerlukan 4-6 bulan untuk pemasakan. Pada masa pemasakan terjadi
persaingan antarbuah pada satu kelompok, sehingga hanya satu atau beberapa buah
yang akan mencapai kemasakan, dan sisanya gugur. Buah akan jatuh sendiri
apabila masak. Pada umumnya berat buah durian dapat mencapai 1,5 hingga 5 kilogram, sehingga kebun durian menjadi kawasan yang berbahaya pada masa musim durian. Apabila
jatuh di atas kepala seseorang, buah durian dapat menyebabkan cedera berat atau
bahkan kematian.
Setiap buah memiliki lima ruang (awam menyebutnya
"kamar"), yang menunjukkan banyaknya daun buah yang dimiliki. Masing-masing ruangan terisi oleh beberapa biji, biasanya tiga butir atau lebih, lonjong hingga 4 cm panjangnya, dan
berwarna merah muda kecoklatan mengkilap. Biji terbungkus oleh arilus (salut biji, yang biasa disebut sebagai "daging buah" durian) berwarna putih
hingga kuning terang dengan ketebalan yang bervariasi, namun pada kultivar unggul ketebalan arilus ini dapat mencapai 3 cm. Biji dengan salut biji
dalam perdagangan disebut ponggè. Pemuliaan durian diarahkan untuk
menghasilkan biji yang kecil dengan salut biji yang tebal, karena salut biji
inilah bagian yang dimakan. Beberapa varietas unggul menghasilkan buah dengan
biji yang tidak berkembang namun dengan salut biji tebal (disebut
"sukun").
D.
KEANEKARAGAMAN
Varietas lokal (kiri) dan klon D101 (kanan)
Durian sangat beraneka ragam. Sebagaimana disebut di
muka, beberapa spesies selain durian benar (D. zibethinus) juga dianggap
sebagai durian. Di Indonesia tercatat ada 20 spesies anggota Durio (dari hampir 30-an jenis), sembilan di antaranya dapat dimakan. Durian
yang benar pun memiliki banyak variasi. Lembaga penelitian di Indonesia, Malaysia, dan Thailand telah merilis berbagai kultivar
durian unggul. Selain itu terdapat pula ras-ras lokal yang dikenal baik namun
belum mengalami tahap seleksi untuk meningkatkan kualitasnya.
1)
Kultivar Unggul Nasional
Terdapat lebih dari 55
varietas/jenis durian budidaya. Hingga 2005 terdapat 38 kultivar unggul yang
telah diseleksi dan diperbanyak secara vegetatif. Beberapa di antaranya:
- 'Gapu ', dari Puncu, Kediri, Jawa Timur
- 'Hepe', bijinya kempes dengan daging tebal
- 'Kelud', dari Puncu, Kediri, Jawa Timur
- 'Ligit', dari Kutai
- 'Mawar', dari Long Kutai
- 'Ripto', dari Trenggalek
- 'Salisun', dari Nunukan
- 'Selat', dari Jaluko, Muaro
Jambi
- 'Sememang',dari Banjarnegara
- 'Tong Medaye', dari Lombok, NTB
|
- 'Bentara', dari Kerkap, Bengkulu
Utara
- 'Bido Wonosalam', dari Jombang, Jawa Timur
- 'Perwira', dari Simapeul, Majalengka
- 'Petruk', dari Dukuh Randusari, Desa Tahunan, Jepara, Jawa Tengah
- 'Soya', dari Ambon, Maluku
- 'Sukun', bijinya kempes dengan daging tebal
- 'Sunan', dari Boyolali
- 'Kani' ("chanee", durian bangkok)
- 'Otong', (alihnama dari durian
"monthong", durian bangkok, di Malaysia disebut klon D159)
|
2)
Ras Lokal
Beberapa ras lokal belum diseleksi, sehingga masih
bervariasi dan keunggulannya belum terjamin. Biasanya dinamakan sesuai lokasi
geografi. Beberapa di antaranya adalah:
Ø Durian parung
Ø Durian lampung
Ø Durian jepara
Ø Durian palembang
Ø Durian padang
3)
Kultivar Unggul Dari Luar Negeri
Di Malaysia, kultivar durian
unggul hasil seleksi diberi kode nomor dengan huruf D di depannya. Beberapa di
antaranya adalah
Ø 'D24'
Ø 'D99'
Ø 'D123'
Ø 'D145'
Ø 'D158'
Ø 'D159' (klon sama dengan varietas
'Montong').
Ø 'D169'
Ø 'MD-UR 888' (Durian Terbaik
Dunia)
E.
BUDIDAYA DAN PERBANYAKAN
1.
Syarat Tumbuh Dan Pemupukan
Curah hujan yang disukai sekurang-kurangnya 1500 mm, yang tersebar merata sepanjang tahun. Akan tetapi, periode kering 1-2
bulan akan merangsang perbungaan lebih baik. Musim raya buah durian biasa
terjadi setelah tahun dengan musim kemarau yang berkepanjangan. Musim panen
antara dapat terjadi dengan produksi buah yang biasa-biasa saja.
Tanaman ini memerlukan tanah yang
dalam, ringan dan berdrainase baik. Derajat
keasaman optimal adalah 6-6,5. Tanah masam, seperti latosol atau podsolik merah
kuning memerlukan pengapuran agara tanaman tumbuh baik. Durian muda juga
memerlukan lindungan alam, agar pohon atau cabang-cabangnya yang sarat buah
tidak patah diterpa angin yang kuat. Muka air tanah tidak boleh kurang dari
150cm karena air tanah yang terlalu rendah berakibat buah kurang manis.
Pemupukan dilakukan dengan membuat parit kecil di sekeliling pohon lalu ditaburi pupuk
kimia. Pupuk kandang diberikan pada waktu penanaman bibit. Pemupukan dengan
kadar NPK yang sama diberikan segera setelah musim berbuah, sedangkan pemupukan
dengan kadar P yang lebih tinggi diberikan setelah flushing selesai untuk
mempersiapkan pembungaan.
2.
Penanaman Dan Pemeliharaan
Penanaman durian secara komersial di perkebunan
dilakukan dengan jarak tanam 10 m × 10 m hingga 12 m × 12 m, tergantung dari
ukuran tanaman/kultivarnya. Apabila tanaman masih kecil, tumpang sari dapat dilakukan. Pengendalian gulma juga perlu dilakukan.
Pemeliharaan mencakup pemupukan, pemangkasan
(pembentukan dan peremajaan), pengairan (bila diperlukan), dan pengendalian
hama dan penyakit. Tajuk durian yang baik adalah berbentuk kerucut membulat,
dengan cabang utama mendatar ke samping.
3.
Perbanyakan
Perbanyakan durian di desa-desa
umumnya dengan menggunakan biji. Perbanyakan dengan biji juga dilakukan untuk
memperoleh batang bawah dalam perbanyakan vegetatif. Biji durian bersifat recalcitrant,
hanya dapat hidup dengan kadar air tinggi (di atas 30% berat) dan tanpa perlakuan
tertentu hanya sanggup bertahan seminggu sebelum akhirnya embrionya mati. Dengan demikian biji harus segera disemaikan setelah buahnya dibuka.
Pohon durian mulai berbuah
setelah 4-5 tahun, namun dalam budidaya dapat dipercepat jika menggunakan bahan tanam hasil perbanyakan vegetatif. Teknik-teknik yang dipakai
adalah pencangkokan (jarang dilakukan), penyusuan (jarang dilakukan),
penyambungan sanding (inarching), penyambungan celah (cleft grafting),
atau okulasi (budding). Teknik yang terakhir ini sekarang yang paling
banyak dilakukan. Beberapa penangkar sekarang juga menerapkan penyambungan mikro (micrografting). Teknik
ini dilakukan pada saat batang bawah masih berusia muda sehingga mempercepat
masa tunggu. Tercatat bahwa durian hasil perbanyakan vegetatif mampu berbunga
setelah 2-3 tahun. Durian juga memungkinkan diperbanyak secara in vitro (kultur jaringan).
4.
Hama dan Penyakit
Hama yang menyerang durian di antaranya adalah ulat penggerek buah (gala-gala),
ulat penggerek bunga, dan kutu loncat durian (menghisap cairan daun muda).
F.
KEGUNAAN
Tempoyak, durian yang diragikan
Durian terutama dipelihara orang untuk buahnya, yang
umumnya dimakan (arilus atau salut bijinya) dalam keadaan segar. Salut biji ini
umumnya manis dan sangat bergizi karena mengandung banyak karbohidrat, lemak,
protein, dan mineral
Pada musim raya durian, buah ini dapat dihasilkan
dengan berlimpah, terutama di sentra-sentra produksinya di daerah. Secara
tradisional, daging buah yang berlebih-lebihan ini biasa diawetkan dengan
memasaknya bersama gula menjadi dodol durian (biasa disebut lempok), atau memfermentasikannya menjadi tempoyak. Selanjutnya, tempoyak yang rasanya masam ini biasa menjadi bahan masakan
seperti sambal tempoyak, atau untuk campuran memasak ikan.
Durian pun kerap diolah menjadi campuran bahan kue-kue
tradisional, seperti gelamai atau jenang. Terkadang, durian
dicampurkan dalam hidangan nasi pulut (ketan) bersama dengan santan. Dalam dunia masa kini, durian (atau aromanya)
biasa dicampurkan dalam permen, es krim, susu, dan berbagai jenis minuman penyegar lainnya.
Bijinya bisa dimakan sebagai camilan setelah direbus
atau dibakar,tau dicampurkan dalam kolak durian. Biji durian yang mentah beracun dan tak dapat dimakan karena
mengandung asam lemak siklopropena (cyclopropene). Biji durian
mengandung sekitar 27% amilosa. Kuncup daun (pucuk), mahkota
bunga, dan buah yang muda dapat dimasak sebagai sayuran.
Durian (Durio zibethinus)
|
Nilai nurtrisi per 100 g (3.5 oz)
|
|
615 kJ (147 kcal)
|
|
27.09 g
|
|
3.8 g
|
|
5.33 g
|
|
1.47 g
|
|
65g
|
|
19.7 mg (33%)
|
|
436 mg (9%)
|
Hanya bagian yang dapat dimakan, mentah atau beku.
Brangkasan: 68% (Shell and seeds)
Sumber: USDA Nutrient database
Persentase merujuk kepada rekomendasi Amerika Serikat untuk dewasa.
|
Beberapa bagian tumbuhan kadang-kadang dimanfaatkan
sebagai bahan obat tradisional. Akarnya dimanfaatkan sebagai obat demam.
Daunnya, dicampur dengan jeringau (Acorus calamus),
digunakan untuk menyembuhkan cantengan (infeksi pada kuku). Kulit
buahnya untuk mengobati ruam pada kulit (sakit kurap) dan susah buang air besar
(sembelit). Kulit buah ini pun biasa dibakar dan abunya digunakan dalam ramuan
untuk melancarkan haid dan menggugurkan kandungan. Abu
dan air rendaman abu ini juga digunakan sebagai campuran pewarna tradisional.
Beberapa masyarakat di Jawa menggunakan kulit durian
yang telah dimakan sebagai pengusir (repellent) nyamuk dengan
meletakkannya di sudut ruangan. Kayu gubalnya berwarna putih dan terasnya
kemerah-merahan. Ringan, namun tidak begitu awet dan mudah diserang rayap. Biasa digunakan sebagai perabot rumah, peti-peti pengemas, dan bahan
konstruksi ringan di bawah atap, asalkan tidak bersentuhan dengan tanah
Sementara
di mamuju utara khusus nya desa ako, pada musim raya durian, buah ini dapat dihasilkan
dengan berlimpah. Secara tradisional, daging buah yang berlebih-lebihan ini
biasa diawetkan oleh kaum ibu di ako dengan memasaknya bersama gula menjadi dodol durian (biasa disebut dampok).
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. Materi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif . deskriptif adalah salahsatu
metode penelitian dengn cara observasi melalui internet dan buku-buku, yang
dapat memberikan fakta secara aktual dan kontekstual. Data yang diperoleh hanya
berlaku bagi tempat , waktu, dan kondisi penelitian.
Dalam melakukan penelitian ini, penulis memakai metode observasi dengan
membaca, mencatat serta melihat keadaan secara langsung maupun dari pemberitaan
media elektronik selain itu penulis juga mendapatkan informasi ini melalui
internet.
B. Teknik Pengumpulan data
Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah:
1) Metode wawancara
Yaitu sejumlah pertanyaan lisan
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang pribadinya
atau hal-hal yang Ia ketahui. Dilakukan pada :
1.
Tempat dan waktu
: Desa Ako, Jum’at, 27 mei 2016
2. Narasumber : Penduduk
Desa Ako
2) Metode Observasi
Yaitu memperlihatkan sesuatu
dengan mempergunakan mata. Atau observasi juga disebut pengamatan, meliputi
kegiatan pemusat perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh
indra.
C. Teknik Analisis dan Pengumpulan Data
Data dan informasi yang
telah di kumpulkan akan diolah dengan beberapa metode analisa data sebagai
berikut:
1) Analisa Kualitatif yaitu mengamati.memahami, dan menafsirkan setiap data
yang ada kaitannya dengan rumusan masalah.
2) Analisa Deskriptif yaitu setelah data dan informasi terkumpul maka
dilanjutkan penyusunan dan penghimpunan dan membahasnya serta
menginterprestasikan berdasarkan logika dan teori yang relavan untuk menarik
kesimpulan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Hasil
Di saat musim panen tiba
terdapat penumpukan hasil panen durian
di Desa Ako , sehingga penduduk Desa Ako, khusus nya kaum ibu memikirkan cara
agar hasil panen tersebut tidak terbuang percuma karena tidak laku. Salah satu
upaya yang di lakukan adalah mengolah daging durian menjadi dampo durian .
dampo durian dipilih karena mudah dalam mendapat kan bahan nya selain itu
penduduk ako telah mengetahui resep untuk membuatnya secara turun temurun.cara
pembuatannya sebenarnya tidak mudah di perlukan kesabaran dalam membuat dampo
durian, berikut cara pembuatannya :
Bahan :
5 buah durian
Air mineral secukupnya
Gula putih secukupnya.
Minyak goreng secukupnya,
Terigu secukupnya
Cara Membuat :
Kupas durian, ambil isinya, masukkan dalan wajan, masukkan air meineral, gula
putih. Masak sambil diaduk-aduk setelah mengental dan rasanya manis cetak
diatas daun pisang kemudian jemur sampai kering, setelah kering dibilas dengan
air bersih dan air panas. Siapkan adonan terigu dengan air, jangan terlalu
kental musukkan durian yg sdh dibersihkan goreng dengan minyak panas, setelah
agak coklat angkat.
B.Pembahasan
Dengan
mengolah durian menjadi dompo durian penduduk ako dapat menutupi kerugian yang
mungkin muncul akibat busuk nya durian yang tidak laku. Selain itu, penduduk
ako juga memperoleh keuntungan dari pembuatan dampo durian dengan menjualnya di
depan rumah mereka. Pembeli dampo durian kebanyakan merupakan orang yang
berasal dari luar desa ako dan sedang
dalam perjalanan.
BAB V
PENUTUP
1.Kesimpulan
Dari hasil
penelitian yang kami lakukan dapat disimpulkan bahawa untuk menutupi kerugian
yang mungkun terjadi akibat tidak laku nya hasil panen durian penduduk Desa Ako
berusaha untuk mengolah durian menjadi dampo durian . dampo durian merupakan panganan
tradisional yang terbuat dari durian dan campuran gula dan tepung terigu.
Dengan pengolahan tersebut penduduk ako dapat memperoleh keuntungan denagn
menjualnya di jalan jalan depan rumah mereka. Kebanyakan pembeli merupakan
orang yang berasal dari luar ako yang sedang melakukan perjalanan.
2.Saran
Dari
pengalaman dalam pembuatan karya ilmiah ini kami sarankan bagi pembaca untuk
melakukan observasi langsung guna memperoleh keakuratan data. Jangan menunda
nunda pekerjaan,agar tidak menunpuk .
Daftar pustaka
Komentar
Posting Komentar