KARYA TULIS ILMIAH UPAYA PEMAMFAATAN DURIAN

KARYA TULIS ILMIAH UPAYA PEMAMFAATAN DURIAN


DAFTAR ISI
Daftar isi ……………………………………………………………………………1
BAB I  (PENDAHULUAN)
A.    Latar belakang …………………………………………………………....…………2
B.     Rumusan masalah ……………………………………………………………...…...2
C.     Tujuan penelitian ……………………………………………...……………………2
D.    Mamfaat penelitian …………………………………………...…………………….3
BAB II  (   TINJAUAN PUSTAKA)
A.  Pengertian durian  …………………………………………………....……….4
B.  Nama-nama lokal durian …………………………………………………...…4
C.  Botani ………………………………………………………….........................4
D.  Keanekaragaman ……………………………………………....……………...6
E.   Budidaya dan perbanyakan …………………………………………………..7
F.   Kegunaan ……………………………………………………………………..9
BAB III  (METODE PENELITIAN)
A.    Materi penelitian ………………………………………………………………........12
B.     Teknik pengumpulan data ……………………………………………………….…12
C.     Teknik Analisis dan Pengumpulan Data
BAB IV  (HASIL DAN PEMBAHASAN)
A.    Hasil ………………………………………………………………………………..13
B.     Pembahasan ………………………………………………………………………..13
BAB V ( SARAN DAN KESIMPULAN )
A . saran ……………………………………………………………………….14
C.     kesimpulan …………………………………………………………………………14
Daftar pustaka ……………………………………………………...………………15


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
          Buah durian merupakan buah yang cukup terkenal banyak orang yang tergugah seleranya kalau mendengar nama buah durian. Buah yang berbau harum dan memiliki rasa yang khas ini sangat amat disenangi di kalangan masyarakat namun ada juga yang kurang menyukainya.
          Buah yang memiliki nama latin durio zibethinus. Ini banyak sekali mengandung vitamin B,C,E dan Zat Besi. Selain itu, daging buah durian juga mengandung banyak sekali zat gizi dan diataranya : Karbohidrat, lemak, protein, serat, kalsium ( Ca ), Fosfor ( P ), Asam Folat, Magnesium ( Mg ), Potasium atau kalsium ( K ).
          Di Mamuju Utara, tepatnya di Desa Ako banyak penduduknya yang menanam pohon durian dan menjadikannya sebagai penghasilan sampingan dengan menjualnya saat musim durian dan hal itu cukup menguntungkan penduduk di desa Ako. Namun, membludaknya hasil panen durian juga membuat banyaknya sisa buah durian yang tidak terjual sehingga diperlukan upaya dan usaha penduduk Desa Ako untuk dapat mengolah sisa hasil panen buah durian tersebut agar dapat menghasilkan keuntungan yang baru serta menunjang perekonomian di Desa Ako. Dan salah satu upaya masyarakat Ako adalah dengan mengolah buah durian menjadi dampo durian.

B.     RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa penduduk Desa Ako memilih dampo durian sebagai upaya untuk menunjang perekonomian penduduk di Desa Ako ?
2. Bagaimana cara mengolah durian menjadi dampo ?

C.     TUJUAN PENELITIAN
          Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah guna mengetahui pengaruh pengolahan durian menjadi dampo dalam menunjang perekonomian di Desa Ako.



D.    MANFAAT PENELITIAN
Setelah melakukan penelitian ini, diharapkan para pembaca dapat :
a.  Mengetahui pengaruh pengolahan durian menjadi dampo dalam menunjang perekonomian di Desa ako
b. Mengetahui seberapa besar keuntungan yang diperoleh penduduk Desa Ako dalam pengolahan dampo
c.  Mengetahui bagaimana cara mengolah durian menjadi dampo
























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.           PENGERTIAN DURIAN
Durian adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari wilayah Asia Tenggara, sekaligus nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai duri. Sebutan populernya adalah "raja dari segala buah" (King of Fruit). Durian adalah buah yang kontroversial, meskipun banyak orang yang menyukainya, namun sebagian yang lain malah muak dengan aromanya.
Sesungguhnya, tumbuhan dengan nama durian bukanlah spesies tunggal tetapi sekelompok tumbuhan dari marga Durio. Namun demikian, yang dimaksud dengan durian (tanpa imbuhan apa-apa) biasanya adalah Durio zibethinus. Jenis-jenis durian lain yang dapat dimakan dan kadangkala ditemukan di pasar tempatan di Asia Tenggara di antaranya adalah lai (D. kutejensis), kerantungan (D. oxleyanus), durian kura-kura atau kekura (D. graveolens), serta lahung (D. dulcis). Untuk selanjutnya, uraian di bawah ini mengacu kepada D. zibethinus.
B.            NAMA-NAMA LOKAL DURIAN
Terdapat banyak nama lokal. Nama terbanyak ditemukan di Kalimantan, yang mengacu pada berbagai varietas dan spesies yang berbeda. Durian di Jawa dikenal sebagai duren (bahasa Jawa, bahasa Betawi) dan kadu (bahasa Sunda). Di Sumatera dikenal sebagai durian dan duren (bahasa Gayo). Di Sulawesi, orang Manado menyebutnya duriang, sementara orang Toraja duliang. Di Kota Ambon dan kepulauan Lease biasa disebut sebagai Doriang. Di Pulau Seram bagian timur disebut rulen.
C.           BOTANI
1.             Penyebaran
Pusat keanekaragaman durian adalah Pulau Kalimantan. Daerah-daerah sekitarnya juga memilki beberapa plasma nutfah durian, seperti Mindanao, Sumatera, dan Semenanjung Malaya meskipun tidak semelimpah Kalimlantan. Meskipun demikian, pengekspor utama durian adalah Thailand, yang mampu mengembangkan kultivar dengan mutu tinggi dan sistem budidaya yang baik. Tempat lain yang membudidayakan durian dengan orientasi ekspor adalah Mindanao di Filipina, Queensland di Australia, Kamboja, Laos, Vietnam, India, dan Sri Lanka.
Di Filipina, pusat penghasil durian adalah di daerah Davao di Pulau Mindanao. Festival Kadayawan merupakan perayaan tahunan untuk durian di Davao City.
2.             Pemerian morfologi
Pohon tahunan, hijau abadi (pengguguran daun tidak tergantung musim) tetapi ada saat tertentu untuk menumbuhkan daun-daun baru (periode flushing atau peronaan) yang terjadi setelah masa berbuah selesai. Tumbuh tinggi dapat mencapai ketinggian 25–50 m tergantung spesiesnya, pohon durian sering memiliki banir (akar papan). Pepagan (kulit batang) berwarna coklat kemerahan, mengelupas tak beraturan. Tajuknya rindang dan renggang.
Daun berbentuk jorong hingga lanset, 10-15(-17) cm × 3-4,5(-12,5) cm; terletak berseling; bertangkai; berpangkal lancip atau tumpul dan berujung lancip melandai; sisi atas berwarna hijau terang, sisi bawah tertutup sisik-sisik berwarna perak atau keemasan dengan bulu-bulu bintang.
Bunga (juga buahnya) muncul langsung dari batang (cauliflorous) atau cabang-cabang yang tua di bagian pangkal (proximal), berkelompok dalam karangan berisi 3-10 kuntum berbentuk tukal atau malai rata. Kuncup bunganya membulat, sekitar 2 cm diameternya, bertangkai panjang. Kelopak bunga bentuk tabung sepanjang lk. 3 cm, daun kelopak tambahan terpecah menjadi 2-3 cuping berbentuk bundar telur. Mahkota bentuk sudip, kira-kira 2× panjang kelopak, berjumlah 5 helai, keputih-putihan. Benang sarinya banyak, terbagi ke dalam 5 berkas; kepala putiknya membentuk bongkol, dengan tangkai yang berbulu. Bunga muncul dari kuncup dorman, mekar pada sore hari dan bertahan hingga beberapa hari. Pada siang hari bunga menutup. Bunga ini menyebarkan aroma wangi yang berasal dari kelenjar nektar di bagian pangkalnya untuk menarik perhatian kelelawar sebagai penyerbuk utamanya. Kajian di Malaysia pada tahun 1970-an menunjukkan bahwa penyerbuk durian adalah kelelawar Eonycteris spelaea. Penelitian tahun 1996 lebih jauh menunjukkan bahwa hewan lain, seperti burung madu Nectariniidae dan lebah turut serta dalam penyerbukan tiga kerabat durian lainnya.
Bunga durian, keluar langsung dari batang/cabang secara berkelompok
Buah durian bertipe kapsul berbentuk bulat, bulat telur hingga lonjong, dengan panjang hingga 25 cm dan diameter hingga 20 cm. Kulit buahnya tebal, permukaannya bersudut tajam ("berduri", karena itu disebut "durian", walaupun ini bukan duri dalam pengertian botani), berwarna hijau kekuning-kuningan, kecoklatan, hingga keabu-abuan.
Buah berkembang setelah pembuahan dan memerlukan 4-6 bulan untuk pemasakan. Pada masa pemasakan terjadi persaingan antarbuah pada satu kelompok, sehingga hanya satu atau beberapa buah yang akan mencapai kemasakan, dan sisanya gugur. Buah akan jatuh sendiri apabila masak. Pada umumnya berat buah durian dapat mencapai 1,5 hingga 5 kilogram, sehingga kebun durian menjadi kawasan yang berbahaya pada masa musim durian. Apabila jatuh di atas kepala seseorang, buah durian dapat menyebabkan cedera berat atau bahkan kematian.
Setiap buah memiliki lima ruang (awam menyebutnya "kamar"), yang menunjukkan banyaknya daun buah yang dimiliki. Masing-masing ruangan terisi oleh beberapa biji, biasanya tiga butir atau lebih, lonjong hingga 4 cm panjangnya, dan berwarna merah muda kecoklatan mengkilap. Biji terbungkus oleh arilus (salut biji, yang biasa disebut sebagai "daging buah" durian) berwarna putih hingga kuning terang dengan ketebalan yang bervariasi, namun pada kultivar unggul ketebalan arilus ini dapat mencapai 3 cm. Biji dengan salut biji dalam perdagangan disebut ponggè. Pemuliaan durian diarahkan untuk menghasilkan biji yang kecil dengan salut biji yang tebal, karena salut biji inilah bagian yang dimakan. Beberapa varietas unggul menghasilkan buah dengan biji yang tidak berkembang namun dengan salut biji tebal (disebut "sukun").
D.           KEANEKARAGAMAN
Varietas lokal (kiri) dan klon D101 (kanan)
Durian sangat beraneka ragam. Sebagaimana disebut di muka, beberapa spesies selain durian benar (D. zibethinus) juga dianggap sebagai durian. Di Indonesia tercatat ada 20 spesies anggota Durio (dari hampir 30-an jenis), sembilan di antaranya dapat dimakan. Durian yang benar pun memiliki banyak variasi. Lembaga penelitian di Indonesia, Malaysia, dan Thailand telah merilis berbagai kultivar durian unggul. Selain itu terdapat pula ras-ras lokal yang dikenal baik namun belum mengalami tahap seleksi untuk meningkatkan kualitasnya.
1)             Kultivar Unggul Nasional
Terdapat lebih dari 55 varietas/jenis durian budidaya. Hingga 2005 terdapat 38 kultivar unggul yang telah diseleksi dan diperbanyak secara vegetatif. Beberapa di antaranya:
  • 'Bentara', dari Kerkap, Bengkulu Utara
  • 'Bido Wonosalam', dari Jombang, Jawa Timur
  • 'Perwira', dari Simapeul, Majalengka
  • 'Petruk', dari Dukuh Randusari, Desa Tahunan, Jepara, Jawa Tengah
  • 'Soya', dari Ambon, Maluku
  • 'Sukun', bijinya kempes dengan daging tebal
  • 'Sunan', dari Boyolali
  • 'Kani' ("chanee", durian bangkok)
  • 'Otong', (alihnama dari durian "monthong", durian bangkok, di Malaysia disebut klon D159)
2)             Ras Lokal
Beberapa ras lokal belum diseleksi, sehingga masih bervariasi dan keunggulannya belum terjamin. Biasanya dinamakan sesuai lokasi geografi. Beberapa di antaranya adalah:
Ø  Durian parung
Ø  Durian lampung
Ø  Durian jepara
Ø  Durian palembang
Ø  Durian padang
3)             Kultivar Unggul Dari Luar Negeri
Di Malaysia, kultivar durian unggul hasil seleksi diberi kode nomor dengan huruf D di depannya. Beberapa di antaranya adalah
Ø  'D24'
Ø  'D99'
Ø  'D123'
Ø  'D145'
Ø  'D158'
Ø  'D159' (klon sama dengan varietas 'Montong').
Ø  'D169'
Ø  'MD-UR 888' (Durian Terbaik Dunia)
E.            BUDIDAYA DAN PERBANYAKAN
Durian adalah buah tropis, tumbuh di sekitar khatulistiwa hingga ketinggian 800 m dpl., serta menjauh hingga garis lintang 18° di Thailand dan Queensland.
1.             Syarat Tumbuh Dan Pemupukan
Curah hujan yang disukai sekurang-kurangnya 1500 mm, yang tersebar merata sepanjang tahun. Akan tetapi, periode kering 1-2 bulan akan merangsang perbungaan lebih baik. Musim raya buah durian biasa terjadi setelah tahun dengan musim kemarau yang berkepanjangan. Musim panen antara dapat terjadi dengan produksi buah yang biasa-biasa saja.
Tanaman ini memerlukan tanah yang dalam, ringan dan berdrainase baik. Derajat keasaman optimal adalah 6-6,5. Tanah masam, seperti latosol atau podsolik merah kuning memerlukan pengapuran agara tanaman tumbuh baik. Durian muda juga memerlukan lindungan alam, agar pohon atau cabang-cabangnya yang sarat buah tidak patah diterpa angin yang kuat. Muka air tanah tidak boleh kurang dari 150cm karena air tanah yang terlalu rendah berakibat buah kurang manis.
Pemupukan dilakukan dengan membuat parit kecil di sekeliling pohon lalu ditaburi pupuk kimia. Pupuk kandang diberikan pada waktu penanaman bibit. Pemupukan dengan kadar NPK yang sama diberikan segera setelah musim berbuah, sedangkan pemupukan dengan kadar P yang lebih tinggi diberikan setelah flushing selesai untuk mempersiapkan pembungaan.
2.             Penanaman Dan Pemeliharaan
Penanaman durian secara komersial di perkebunan dilakukan dengan jarak tanam 10 m × 10 m hingga 12 m × 12 m, tergantung dari ukuran tanaman/kultivarnya. Apabila tanaman masih kecil, tumpang sari dapat dilakukan. Pengendalian gulma juga perlu dilakukan.
Pemeliharaan mencakup pemupukan, pemangkasan (pembentukan dan peremajaan), pengairan (bila diperlukan), dan pengendalian hama dan penyakit. Tajuk durian yang baik adalah berbentuk kerucut membulat, dengan cabang utama mendatar ke samping.
3.             Perbanyakan
Perbanyakan durian di desa-desa umumnya dengan menggunakan biji. Perbanyakan dengan biji juga dilakukan untuk memperoleh batang bawah dalam perbanyakan vegetatif. Biji durian bersifat recalcitrant, hanya dapat hidup dengan kadar air tinggi (di atas 30% berat) dan tanpa perlakuan tertentu hanya sanggup bertahan seminggu sebelum akhirnya embrionya mati. Dengan demikian biji harus segera disemaikan setelah buahnya dibuka.
Pohon durian mulai berbuah setelah 4-5 tahun, namun dalam budidaya dapat dipercepat jika menggunakan bahan tanam hasil perbanyakan vegetatif. Teknik-teknik yang dipakai adalah pencangkokan (jarang dilakukan), penyusuan (jarang dilakukan), penyambungan sanding (inarching), penyambungan celah (cleft grafting), atau okulasi (budding). Teknik yang terakhir ini sekarang yang paling banyak dilakukan. Beberapa penangkar sekarang juga menerapkan penyambungan mikro (micrografting). Teknik ini dilakukan pada saat batang bawah masih berusia muda sehingga mempercepat masa tunggu. Tercatat bahwa durian hasil perbanyakan vegetatif mampu berbunga setelah 2-3 tahun. Durian juga memungkinkan diperbanyak secara in vitro (kultur jaringan).
4.             Hama dan Penyakit
Hama yang menyerang durian di antaranya adalah ulat penggerek buah (gala-gala), ulat penggerek bunga, dan kutu loncat durian (menghisap cairan daun muda).
Penyakit utama durian adalah busuk akar dan batang Pythium complectens, mati bibit (juga oleh patogen yang sama), penyakit blendok/kanker Phytophthora palmivora, dan jamur upas yang menyerang batang/cabang.
F.            KEGUNAAN
Tempoyak, durian yang diragikan
Durian terutama dipelihara orang untuk buahnya, yang umumnya dimakan (arilus atau salut bijinya) dalam keadaan segar. Salut biji ini umumnya manis dan sangat bergizi karena mengandung banyak karbohidrat, lemak, protein, dan mineral
Pada musim raya durian, buah ini dapat dihasilkan dengan berlimpah, terutama di sentra-sentra produksinya di daerah. Secara tradisional, daging buah yang berlebih-lebihan ini biasa diawetkan dengan memasaknya bersama gula menjadi dodol durian (biasa disebut lempok), atau memfermentasikannya menjadi tempoyak. Selanjutnya, tempoyak yang rasanya masam ini biasa menjadi bahan masakan seperti sambal tempoyak, atau untuk campuran memasak ikan.
Durian pun kerap diolah menjadi campuran bahan kue-kue tradisional, seperti gelamai atau jenang. Terkadang, durian dicampurkan dalam hidangan nasi pulut (ketan) bersama dengan santan. Dalam dunia masa kini, durian (atau aromanya) biasa dicampurkan dalam permen, es krim, susu, dan berbagai jenis minuman penyegar lainnya.
Bijinya bisa dimakan sebagai camilan setelah direbus atau dibakar,tau dicampurkan dalam kolak durian. Biji durian yang mentah beracun dan tak dapat dimakan karena mengandung asam lemak siklopropena (cyclopropene). Biji durian mengandung sekitar 27% amilosa. Kuncup daun (pucuk), mahkota bunga, dan buah yang muda dapat dimasak sebagai sayuran.
Durian (Durio zibethinus)
Nilai nurtrisi per 100 g (3.5 oz)
615 kJ (147 kcal)
27.09 g
3.8 g
5.33 g
1.47 g
65g
19.7 mg (33%)
436 mg (9%)
Hanya bagian yang dapat dimakan, mentah atau beku.
Brangkasan: 68% (Shell and seeds)
Sumber: USDA Nutrient database
Persentase merujuk kepada
rekomendasi Amerika Serikat untuk dewasa.
Beberapa bagian tumbuhan kadang-kadang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional. Akarnya dimanfaatkan sebagai obat demam. Daunnya, dicampur dengan jeringau (Acorus calamus), digunakan untuk menyembuhkan cantengan (infeksi pada kuku). Kulit buahnya untuk mengobati ruam pada kulit (sakit kurap) dan susah buang air besar (sembelit). Kulit buah ini pun biasa dibakar dan abunya digunakan dalam ramuan untuk melancarkan haid dan menggugurkan kandungan. Abu dan air rendaman abu ini juga digunakan sebagai campuran pewarna tradisional.
Beberapa masyarakat di Jawa menggunakan kulit durian yang telah dimakan sebagai pengusir (repellent) nyamuk dengan meletakkannya di sudut ruangan. Kayu gubalnya berwarna putih dan terasnya kemerah-merahan. Ringan, namun tidak begitu awet dan mudah diserang rayap. Biasa digunakan sebagai perabot rumah, peti-peti pengemas, dan bahan konstruksi ringan di bawah atap, asalkan tidak bersentuhan dengan tanah
Sementara di mamuju utara khusus nya desa ako, pada musim raya durian, buah ini dapat dihasilkan dengan berlimpah. Secara tradisional, daging buah yang berlebih-lebihan ini biasa diawetkan oleh kaum ibu di ako dengan memasaknya bersama gula menjadi dodol durian (biasa disebut dampok).


















                                                                                                                                           


BAB III
METODE PENELITIAN
A. Materi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif . deskriptif adalah salahsatu metode penelitian dengn cara observasi melalui internet dan buku-buku, yang dapat memberikan fakta secara aktual dan kontekstual. Data yang diperoleh hanya berlaku bagi tempat , waktu, dan kondisi penelitian.
Dalam melakukan penelitian ini, penulis memakai metode observasi dengan membaca, mencatat serta melihat keadaan secara langsung maupun dari pemberitaan media elektronik selain itu penulis juga mendapatkan informasi ini melalui internet.

B. Teknik Pengumpulan data
Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah:
1) Metode wawancara
      Yaitu sejumlah pertanyaan lisan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang pribadinya atau hal-hal yang Ia ketahui. Dilakukan pada :
            1.   Tempat dan waktu                      : Desa Ako, Jum’at, 27 mei 2016
            2.   Narasumber                                 : Penduduk Desa Ako
2) Metode Observasi
       Yaitu memperlihatkan sesuatu dengan mempergunakan mata. Atau observasi juga disebut pengamatan, meliputi kegiatan pemusat perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh indra.

C. Teknik Analisis dan Pengumpulan Data
             Data dan informasi yang telah di kumpulkan akan diolah dengan beberapa metode analisa data sebagai berikut:
1) Analisa Kualitatif yaitu mengamati.memahami, dan menafsirkan setiap data yang ada kaitannya dengan rumusan masalah.
2) Analisa Deskriptif yaitu setelah data dan informasi terkumpul maka dilanjutkan penyusunan dan penghimpunan dan membahasnya serta menginterprestasikan berdasarkan logika dan teori yang relavan untuk menarik kesimpulan




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Hasil
            Di saat musim panen tiba terdapat penumpukan hasil panen  durian di Desa Ako , sehingga penduduk Desa Ako, khusus nya kaum ibu memikirkan cara agar hasil panen tersebut tidak terbuang percuma karena tidak laku. Salah satu upaya yang di lakukan adalah mengolah daging durian menjadi dampo durian . dampo durian dipilih karena mudah dalam mendapat kan bahan nya selain itu penduduk ako telah mengetahui resep untuk membuatnya secara turun temurun.cara pembuatannya sebenarnya tidak mudah di perlukan kesabaran dalam membuat dampo durian, berikut cara pembuatannya :
Bahan :

5 buah durian

Air mineral secukupnya

Gula putih secukupnya.

Minyak goreng secukupnya,

Terigu secukupnya

Cara Membuat :
Kupas durian, ambil isinya, masukkan dalan wajan, masukkan air meineral, gula putih. Masak sambil diaduk-aduk setelah mengental dan rasanya manis cetak diatas daun pisang kemudian jemur sampai kering, setelah kering dibilas dengan air bersih dan air panas. Siapkan adonan terigu dengan air, jangan terlalu kental musukkan durian yg sdh dibersihkan goreng dengan minyak panas, setelah agak coklat angkat.
B.Pembahasan
           Dengan mengolah durian menjadi dompo durian penduduk ako dapat menutupi kerugian yang mungkin muncul akibat busuk nya durian yang tidak laku. Selain itu, penduduk ako juga memperoleh keuntungan dari pembuatan dampo durian dengan menjualnya di depan rumah mereka. Pembeli dampo durian kebanyakan merupakan orang yang berasal dari luar desa ako dan  sedang dalam perjalanan.



BAB V
PENUTUP

1.Kesimpulan
          Dari hasil penelitian yang kami lakukan dapat disimpulkan bahawa untuk menutupi kerugian yang mungkun terjadi akibat tidak laku nya hasil panen durian penduduk Desa Ako berusaha untuk mengolah durian menjadi dampo durian . dampo durian merupakan panganan tradisional yang terbuat dari durian dan campuran gula dan tepung terigu. Dengan pengolahan tersebut penduduk ako dapat memperoleh keuntungan denagn menjualnya di jalan jalan depan rumah mereka. Kebanyakan pembeli merupakan orang yang berasal dari luar ako yang sedang melakukan perjalanan.
2.Saran
          Dari pengalaman dalam pembuatan karya ilmiah ini kami sarankan bagi pembaca untuk melakukan observasi langsung guna memperoleh keakuratan data. Jangan menunda nunda pekerjaan,agar tidak menunpuk .






















Daftar pustaka




Komentar